Minggu, 21 April 2013

Ada Kutu di Balik Komposisi Hijab First


KONSEP
     Sejujurnya saat Nelfi Syafrina memesan lagu tema untuk peluncuran buku Hijab First di pertengahan Maret '13, saya mati gaya. Sudah ada Oki Setiana Dewi yang menulis dan menggarap lagu bertema sejenis, dengan musik, lirik, dan aransemen yang sangat manis dan indah.  Khawatir terjerumus menjadi penjiplak, saya simak  Hijab I'm in Love berulang-ulang, dengan maksud agar tak ada melodi yang mirip, dan tak ada rasa musik yang sama. Beberapa konsep saya ajukan dari jari ke telinga, tapi selalu ditolak oleh kepala. 

EKSEKUSI
    Setelah mengalami buntu beberapa minggu, akhirnya pada hari Minggu tanggal 14 April '13, saya putuskan memulai dari penulisan lirik saja sampai tuntas, baru kemudian mengisinya dengan melodi, kebalikan dari proses menulis lagu Kecil-Kecil Jadi Detektif yang melodinya lahir sebelum liriknya.  Penulisan lirik berlangsung sangat lancar, karena membaca buku ini tanpa disadari telah menumpuk tabungan ide di dalam kepala.  Tidak percaya?  Baca saja bukunya ;)

Foto: kuturambut.org
     Setelah lirik rampung, barulah saya berani kembali menyentuh pianika, setelah sekian lama menghindari tatap mata *halah*. Kali ini penulisan melodi tidak saya awali dari reffrain seperti yang lazim saya lakukan sebelumnya, tapi dari bridge yang setiap kalimatnya hanya berisi empat suku kata.  Tiap kalimat itu saya isi dengan empat nada beritme nyaris rata, yang saya cocokkan dengan lirik nakal, seperti: Ada kutu? Ketombean? Dari sana baru saya lari ke reffrain tempat inti pesan disampaikan, dan terakhir baru saya isi melodi pada bait awal dan akhir yang berlirik naratif.  Syukurlah, meski menulis sambil rebahan dengan hiasan koyo di kepala, kaki nangkring di tumpukan bantal karena sedang bengkak, dan napas ngos-ngosan akibat meniup pianika yang pipanya bocor, akhirnya melodi alot itu selesai juga.

     H-4 sebelum pentas, Ronaldi--lawan debat abadi saya di DTS Voices--sudah hampir kehilangan kesabaran menunggu lagu ini jadi dan mulai menagih dengan gaya debt collector. Hal ini membuat saya nyaris kehilangan kepercayaan diri saat memerdengarkan lagu ini untuk pertama kalinya kepada rekan-rekan di DTS di hari pertama latihan kami menjelang pentas.  Syukurlah, melodi itu sudah selesai.

     Sambil mengintip dan menguping dari dapur, saya berlama-lama menyiapkan minuman dan penganan ringan.  Akhirnya saya merasa lega karena mendengar Fery, Fachri dan Ronaldi  mengaransemen lagu ini dengan sangat lancar dan gembira.  Alia membawakannya sepenuh penghayatan--bagian bridge dengan sangat hidup dan jenaka, lalu bagian reffrain dijadikannya megah, sehingga Dewi pun menyanyi dengan gembira.  Saya pun boleh bernapas lega, karena melodi yang direvisi oleh ketiga aranjer itu hanya bagian vokal latarnya saja.  Dan malamnya, saya kirimkan aransemen kasarnya kepada Nelfi dan Achi. 
ki-ka: Fachri, Ronaldi, Fery, Alia, Dewi, Dhika


PUBLIKASI
     Lagu Hijab First untuk pertama kalinya kami bawakan di acara peluncuran antologi Hijab First terbitan Qultum Media, pada tanggal 21 April pukul 10:00 di Function Room Gramedia Matraman.

5 komentar:

  1. Videonya ada di yutub ndak mbak? Belum di TAG sama bapak aranjer nih

    BalasHapus
  2. Oiyo, lali aku. Ini kamera batrenya habis. Chargere ndelik. Sik tak golekane sik yooo...

    BalasHapus
  3. gak nyangka ya, ternyata proses di balik 'kutu' itu benar-benar menguras emosi jiwa dan raga. makasih ya tacik. semoga jingle ini berkah. dan menjadi ladang ibadah bagi tacik ratih dan DTS Voices ketika yang mendengarkannya mendapat hidayah untuk mengenakan hijab. ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  4. @awardeean : lagunya ada di sini nih, mbak! http://www.reverbnation.com/dtsvoices/song/17943028-song-trailer-hijab-first

    BalasHapus